Dia cukup dekat sehingga aku bisa mencium wewangian yang dia pakai. Sex Bokep Belinda menyebut dia “Kimura-san”. “Makasih buat semuanya, dan maafin kalau aku ada salah…”“Bel…” Tanganku menjangkau ke depan tapi dia menjauh, menghindar dari genggamanku.Dia menatapku untuk terakhir kali, lalu pergi tanpa berkata apa-apa, keluar dari kamar kos membawa semua barangnya. Aku nggak bisa apa-apa, mau teriak juga dilarang… Jadi aku cuma bisa pasrah. “Bantuin tutup resletingnya Om,” pintanya. Kita coba, ya?”Sore itu berangin. Aku melongo gara-gara tindakan Belinda barusan. Kami melihat satu per satu foto yang sudah diambil.“Seksi nggak, Om?” pertanyaan Belinda telak, tapi anehnya tidak membuatku terkejut.“Ya… lumayan,” jawabku setengah jujur. Kupasang tripod dan kukeluarkan kamera. Kemaluanku mencuat di depan perutnya.“Ah, nanggung. Memang pintu ruang ganti ada di sebelah pintu toilet.“Abis ngapain Om?” tanya Belinda datar.Mukaku berubah merah. Foto-foto dan video yang kami ambil langsung pindah ke komputer Belinda.
