Okta pun seakan-akan begitu. Okta, tolong lepaskan, Aku mau keluar, kataAku. Bokep SMA Kamu nanti tidak kesakitan?, tanyaku kepadanya. Tiba-tiba timbul gelora yang besar untuk memeluknya. Ternyata putingnya sudah mengeras. Setelah itu kami langsung memesan makanan, kita juga sambil mengobrol. Takut Aku tidak bisa menahan diri untuk tidak tidur dengannya. ahh.. Sepertinya Okta sangat menikmati gerakan ini, terbukti erangannya semakin sering. Segera tanganku mengelus dahi Okta. Temani sebentar Aku di hotel ya?, tanya Okta kepadaku. Kukecup keningnya. Sampai depan cafe, aku mengambil HP ku dan aku menelpon Okta sambil aku memandangi seisi café tercebut karena pada siang itu suasana cafe belum ramai, jadi aku bisa melihat semuanya. Dibukanya celana dan celana dalamku. Saat kujulurkan lidahku, segera dihisapnya kuat-kuat. Ssshh.. Aku hanya mengangguk.Saat itu Penisku belum berdiri. Lagi-lagi Okta meronta. Aku mengangguk lagi. Ditekannya kuat tanganku dengan kedua tangannya sehingga Aku tidak bisa melepaskan diri darinya.




















