Sejenak aku berhenti menjilat-jilat sisa-sisa cairan di permukaan kewanitaannya.“Aku puas sekali, Jhony,” katanya. Bokep Tante Sayu. Tarikan perlahan itu tak mampu kutolak. Aku dapat melirik sebagian kulit paha yang berwarna gading. Lalu aku menengadah. Hisaap!”Aku menjulurkan lidah sedalam-dalamnya. Lalu aku menengadah. Sambil tetap mengelus betisnya, kuluruskan kaki yang menekuk itu. Semakin basah. Terawat. Aku menengadah. Kami saling menatap. Ia selalu mengenakan blus dan rok hitam yang agak menggantung sedikit di atas lutut. Karena ingin melihat lebih jelas, kugigit bagian bawah roknya lalu menggerakkan kepalaku ke arah perutnya. Bila kedua lututnya rapat kembali, lirikanku berpindah ke betisnya. Ketika aku terlena menatap kakinya, tiba-tiba aku dikejutkan oleh pertanyaan Mbak Lia..“Jhony, aku merasa bahwa kau sering melirik ke arah betisku. Tunjukkan bahwa betisku indah!”Aku mengangkat kaki Mbak Lia dari lututku. Tak lama kemudian, sambil tersenyum menggoda, Mbak Lia menarik telapak kakinya dari pundakku. Sekarang, kecup, jilat, dan hisap sepuas-puasmu.




















