“Teh ama kopinya bener…”
“Susunya?”
“Heh.., heh..”, sahutku nakal. Sambil megap-megap Ana memasukkan penisku ke liang vaginanya. Bokep JAV Kerinduannya bergejolak berpadu dengan sugesti dan fantasinya yang terpendam.Kubelai kepalanya sambil kucium bibirnya. Masih ada dua rute lagi harus kami jalani untuk sampai ke pulau Tarakan. “Uh kelamaan ngobrol kapan akrabnya!”
“Kan nggak enak ngobrol di telepon…”
“Ke sini dong”
“Eh, ke kamar?”
“Iya”
“Waduh…”
“Kenapa.., takut?”
“Enggak.., gak enak aja kalo ketemu temen di lantai dua”
Aku diam sebentar, aku yakin Ana baru berpikir keras. “Makasih, sibuk ya?”
“Belum”
“Banyak tamu?”
“Biasa Mas”
“Nanti ngobrol yuk”
“Ini juga ngobrol”, katanya
“Temen kamu mana ?”
“Ke pantry”, mukanya memerah. Sari mengangguk geli sambil ngeloyor membuat kopi.Begitulah, sedikit bahasa kami saat di udara sana. “Salah”
“Dua lapan !”
“Lho koq tahu ?”
“Kan nebak…”
“Iya dua lapan tua ya?”
“Enggak juga, malah aku kira dua lima tadi”, aku yakin hatinya agak meremang di ujung sana.“Mau makan di mana?”
“Mau nemenin?”, tanyaku
“Mmm.., besok kali ya..”
“Sekarang aja deh…”
“Eh, kalo sekarang ngobrol dulu”, katanya ngajarin, (kan




















