Dan kini aku benar-benar melayang ke arah belakang terjerembab jatuh ke tumpukan puing bekas bongkaran rumahku.Entah terluka atau tidak aku tak lagi merasakannya. Bokep colmek Kenapa? Kulihat noda-noda keringatnya yang membentuk seperti peta. Mulut lelaki itu mulai turun merambahkan ciumannya ke dagu Warni. Jantungku berdegup kencang.. Sungguh sebuah ‘kontrastistik erotisme’ yang sangat indahnya.Tak diragukan lagi, kedua insan ini langsung memasuki keadaan yang memanas penuh atmosfir birahi. Pagi itu saat hendak berangkat dia menawari aku ingin makan apa? Ayyoo.. Warni dan lelaki itu siap untuk menempuh pergulatan barunya. Aku periksa pula pakaian kotornya yang masih nge-gantung di kamar mandi. Yaa.. Kali ini aku jaga dari kemungkinan terguling kembali. Mungkin aku mesti menginap di kapal untuk menyelesaikan tugasku itu.Dengan menampakkan seakan masih memendam rindunya, istriku melepas aku pergi. Tak sampai semenit nampak pintu itu terbuka. Aacchh..”.“Dikit lagii.. Adegan diam itu berlangsung seperti sebuah ‘pantomime’.
