Kudekatkan wajahku ke sela paha mulusnya. ton.. Bokep Mom ahh”, seruku ketika denyutan liang kemaluannya terasa sekali menekan batang kemaluanku. ton… hhhsshh.. yang banyak…” kataku sambil menunjuk kemaluannya. Dia memelukku erat sekali. Siapa tahan.“tonhhh… bajiingann!” untuk kesekian kalinya dia mengumpatku.Entah apa maksudnya. Dalam hati aku tertawa, “Dasar wanita… munafik.”“Ayo… Nin… ayo…” kataku pelan mengharap cairan itu segera keluar membasahi kemaluan indahnya. nikhhmatt”, serunya tertahan ketika putingnya kusedot dan kujilati dengan bernafsu. Beragam ekspresi ada di sana. Mulai dari bagian luar sampai dalamnya. Namun ada juga desah liar terdengar lirih.“tonnhh… aku benci.. Dia masih telentang. shhh… tonhh… tonhh…”Kupeluk dia erat-erat. Ketika kutanya dimana dia saat itu, telepon segera ditutupnya. Dia juga seolah mengerti arti tatapanku itu.
